Menghitung Keuntungan Borongan
Menghitung keuntungan borongan
“ Keuntungan borongan harus dapat diterima oleh berbagai pihak yang berhubungan dengan proses pelaksanaan konstruksi “
Dalam peraturan pemerintah Indonesia besarnya keuntungan borongan
ditetapkan sebesar 10% dari harga pelaksanaan proyek, namun dalam
pelaksanaannya ada kemungkinan terjadi benturan kepentingan dari
pihak-pihak yang terkait pekerjaan sehingga prosentasi keuntungan
borongan dapat berubah. Berikut ini Keuntungan borongan dari berbagai
sudut pandang
Owner / pemilik proyek
Bagi pemilik proyek tentunya keuntungan borongan diupayakan sekecil
mungkin agar dibutuhkan biaya konstruksi yang murah dan efisisen, namun
diperlukan tenggang rasa agar tetap dapat memberi keuntungan bagi pihak
pemborong sehingga pekerjaan dapat berlangsung dengan kualitas yang baik
sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Biaya yang terlalu murah dibawah
standar dapat mengakibatkan pemborong secara sadar ataupun terpaksa
melakukan pengurangan kualitas pekerjaan untuk menghindari kerugian.
Kontraktor / pemborong
Bagi kontraktor atau pemborong tentunya keuntungan borongan diupayakan
sebesar mungkin, tetapi pemborong yang professional dapat menentukan
besarnya keuntungan yang baik sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan
kualitas maksimal dan tetap menjaga hubungan baik dengan penilik proyek
karena keuntungan yang terlalu besar dapat membuat owner atau pemilik
proyek merasa dirugikan dan hal ini dapat membuat owner berpindah ke
lain hati untuk memutuskan memilih pemborong yang lebih murah.
Pekerja proyek / karyawan proyek
Pengaruh keuntungan borongan bagi karyawan proyek ( misalnya karyawan
kontraktor, konsultan pengawas, konsultan perencana, tukang bangunan)
sangat tergantung dari kebijakan dimana karyawan tersebut bernaung.
Contoh perhitungan keuntungan borongan upah
Pekerjaan pasangan batu bata dikerjakan oleh satu tukang dibantu dua
pekerja. Harga borongan upah per m2 Rp.12.000,00 upah harian tukang
Rp.60.000,00 dan pekerja Rp.40.000,00
Produktifitas tenaga kerja dapat dihitung dengan pendekatan sebagai berikut:
Upah perhari ( 1 tukang + 2 pekerja ) = Rp.140.000,00
Borongan per m2 Rp.13.000,00 , produktifitas tenaga 12 m3/hari
Total upah borongan per hari
12 m3 x Rp.13.000,00 = Rp.156.000,00 perhari
Keuntungan borongan perhari adalah upah tukang dikurangi harga produksi
borongan = Rp.156.000,00 – Rp.140.000,00 = Rp.16.000,00 perhari
Untuk proyek dengan sekala besar perhitungan keuntungan borongan
dihitung secara total yang biasanya sebesar Rencana anggaran biaya
pekerjaan – rencana anggaran pelaksanaan ( RAB – RAPK )
Mandor, Tukang, Pemborong, Bangunan, KONTRAKTOR
PELAKSANA, PROFESIONAL MUDA, DI, SURAKARTA, SOLO, SRAGEN, KARANGANYAR, BOYOLALI, SALATIGA, YOGYAKARTA, JOGYA, Klaten, SEMARANG, KAMI BERGERAK DALAM PEGADAAN BARANG & JASA : PAGAR PANEL BETON, GYPSUM, RANGKA ATAP BAJA RINGAN, PAVING, WATERPROOFING, WALLPAPER DINDING, JASA TUKANG/MANDOR/PEMBORONG BANGUNAN, PROFESIONAL.. ANDA UNTUNG, KAMI UNTUNG KERJASAMA YANG BAIK DAN TANGUNG JAWAB